BREAKING NEWS

BERITA TERBARU

Sunday, June 23, 2019

[UAS] GUDEG YU DJUM YOGYAKARTA



Berkungjung ke Yogyakarta tak lengkap rasanya apabila belum menikmati hidangan gudeg. Ya, makanan khas Yogyakarta yang begitu ikonik. Gudeg adalah makanan yang terbuat dari nangka muda atau gori yang dimasak dengan santan selama berjam-jam hingga kecoklatan. Citarasanya unik, manis sekaligus gurih, tentu menjadi sebuah sensasi tak terlupakan bagi lidah.

Ssalah satu gudeg legendaris yang masih tetap lestari hingga kini adalah Gudeg Yu Djum Pusat. Berada di Gang Srikaton No. 2 Jalan Kaliurang KM 4,5, Karangasem-Mbarek, Yogyakarta, warung makan sekaligus dapur utama bagi cabang-cabang lainnya ini tak pernah sepi pengunjung. Bukan tanpa sebab, melainkan karena sejak pertama kali dirintis, kelezatan Gudeg Yu Djum selalu terjaga. Rasanya tak berubah sampai hari ini. Ternyata rahasianya terdapat pada proses memasak yang masih menggunakan cara-cara tradisional.

Tidak seperti usaha gudeg lainnya yang sudah menggunakan peralatan modern seperti kompor gas untuk memasak, disini tungku beserta kayu bakarnya masih menjadi andalan. Semua proses memasaknya pun mengandalkan tenaga manusia dan dikerjakan dengan teliti. Mulai dari mengupas telur bebek, memarut kelapa, mencacah gori, memotong ayam dan mengolah bahan-bahan lainnya hingga menjadi gudeg utuh yang siap untuk disantap.

Bukan hanya citarasanya yang dijaga agar tetap otentik, melainkan juga suasananya terasa seperti Yogyakarta tempo dulu. Bangunan berbentuk Joglo lengkap dengan ornamennya khas serta dapur tradisionalnya. Ditambah keramah-tamahan para pegawai yang mencerminkan orang Yogya sejati memberikan pengalaman berkunjung terbaik! Itulah mengapa, Gudeg Yu Djum Pusat ini menjadi destinasi kuliner yang wajib didatangi.


KELOMPOK 2 :
1. Devina Ayu Viranisa (01817146323)
2. Stella Monique (01817146329)
3. Aulia Adinda Dennis (01817146338)
4. Rani Widnadianti (01817146351)
5. Iftar Rifqi Danendra ( 01817146344)

[UAS] Jelajah Sentra Olahan Gudeg di Kampung Wijilan Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta identik dengan makanan khasnya yaitu gudeg. Gudeg sendiri merupakan makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda (gori) yang dimasak dengan santan hingga berjam-jam. Gudeg biasanya dimakan bersama  dengan berbagai macam lauk pauk seperti telur, krecek, ayam, tempe dan tahu bacem. Rasa gudeg biasanya manis dan juga ada tambahan rasa gurih karena campuran bumbu areh (santan kental). Di Yogyakarta, salah satu pusat kuliner dan oleh-oleh gudeg yang terkenal adalah Sentra Gudeg Wijilan yang terletak dekat dengan Kompleks Keraton Yogyakarta. Ada kurang lebih 12 kios yang menjajakan gudeg sebagai menu utama mereka. Warung-warung Gudeg Wijilan mulai buka pukul 04.30 hingga pukul 20.00 setiap harinya.


Gapura Selamat Datang Sentra Makanan Khas Gudeg Wijilan


Awal mula terbentuknya Sentra Gudeg Wijilan yaitu ketika seorang penjual bernama Ibu Slamet merintis usaha warung gudeg pada tahun 1942. Selang beberapa tahun, muncul warung gudeg milik Ibu Djuwariah atau Yu Djum dan warung gudeg Campur Sari. Pada tahun 1980, warung gudeg Campur Sari tutup tetapi tempat makan lain seperti warung gudeg Bu Lies beserta warung gudeng lainnya mulai buka di sana dan bertahan hingga saat ini.

Sentra Gudeg Jalan Wijilan Yogyakarta


Gudeg di daerah Wijilan memiliki rasa yang khas. Gudegnya adalah jenis gudeg kering dengan rasa manis. Sebagai lauk pelengkap, daging ayam kampung dan telur bebek yang dipindang kemudian direbus. Sedangkan rasa pedasnya datang dari paduan sayur tempe dan sambal krecek. Disana beberapa penjual tidak keberatan menunjukkan cara memasak gudeg kepada para pengunjung.


Sentra Gudeg Bu Nur


Gudeg di sentra ini juga cocok menjadi buah tangan karena tidak mudah basi dan mampu bertahan selama tiga hari. Berbeda dengan gudeg Solo yang basah, gudeg di kawasan ini justru kering karena tidak menggunakan areh yang diencerkan. Areh merupakan kuah santan kental yang biasanya disajikan dengan cara disiram di atas nasi atau lauk. Di daerah lain seperti Solo, areh yang dipakai berbentuk cair sehingga tak kering seperti gudeg Wijilan.


Kemasan untuk membungkus gudeg pun dapat dipilih sesuai selera, misalnya dikemas menarik dengan menggunakan ‘besek’ (tempat dari anyaman bambu) atau menggunakan ‘kendil’ (guci dari tanah liat yang dibakar) dapat pula dibungkus menggunakan dos (kardus). Harga yang dipatok cukup variatif, mulai dari Rp 13.000,00 - Rp.160.000,00, tergantung lauk dan jenis kemasan yang dipilih.

Lauk gudeg meliputi krecek, telur, ayam, tahu, tempe

Pada buku Syafaruddin Murbawono yang berjudul Monggo Mampir: Mengudap Rasa Secara Jogja (2009) menyebut bahwa gudeg Wijilan dahulu juga dipakai sebagai ubo rampe keluarga Kerajaan Kasultanan Yogyakarta saat melakukan kembul bujono. Kembul bujono adalah istilah untuk menamai kegiatan makan bersama-sama dengan menggunakan daun pisang sebagai alasnya. Tak hanya mengisi perut, aktivitas ini juga melambangkan kekompakan dan kerukunan.

[UAS] Lezatnya Kuliner di Pasar Beringharjo


Berburu kuliner Jogja, kurang lengkap jika belum mampir ke Pasar Beringharjo. Pasar tradisional yang mulai berdiri 1925 ini disebut - sebut paling indah di Jawa hampir menyediakan apapun yang kamu inginkan, selain jadi tempat berburu batik, kamu juga bisa cari beragam kuliner legendaris mulai dari makanan berat hingga jajanan pasar. Wah, kira-kira kuliner apa sih yang bakal memanjakan mata, lidah serta perut saat berkunjung ke sini?


1.     Sate Kere Mbah Suwarni

          Sate Kere adalah sate yang terbuat dari gajih sapi pilihan dan kulit ayam yang diberi bumbu rempah dan kecap manis, kemudian dibakar di atas arang api. Tekstur Sate Kere kenyal dengan rasa gurih dan manis. Baunya yang sedap membuat siapapun tergoda untuk membeli kuliner di Pasar Beringharjo ini. Selain Sate Kere, tersedia menu sate lain, seperti Sate Daging Sapi, Sate Babat Iso, Sate Ati Ampela, Sate Kulit, dan Sate Bakso. Sementara harganya bervariasi mulai dari Rp2.000,- hingga Rp4.500,-/tusuknya. Salah satu penjual yang terbilang fenomenal di kalangan pecinta kuliner adalah Mbah Suwarni.



2.     Es Dawet Mbah Hari

          Salah satu kuliner segar yang dapat kamu cicipi adalah Es Dawet racikan Mbah Hari. Mbah Hari sudah berjualan es dawet sejak usianya 12 tahun di pintu utara Pasar Beringharjo. Semangkuk es dawet ini berisi cendol, cincau hijau atau cao-cao, potongan nangka, yang dilengkapi dengan air santan dan air gula merah. Es satu ini cukup legendaris karena pemiliknya sudah berjualan lebih dari 40 tahun. Selama itu pula, rasanya tidak berubah dan tetap nendang di lidah. Untuk satu porsinya terbilang murah, hanya dibandrol seharga Rp4.000,-. Tapi, kamu perlu bersabar jika ingin menikmati dawet Mbah Hari. Pasalnya, pembeli di sini sangat banyak dan harus antri lama.


3.     Soto Pithes Mbah Galak

          Soto Pites Mbah Galak telah ada sejak tahun 50-an. Soto pites sendiri adalah soto daging sapi dan soto ayam dengan kuah bening. Yang membedakan soto dengan soto lainya adalah penggunaan cabai rawit yang dipites (dipencet) menggunakan ibu jari. Cabai yang dipites ini menghasilkan rasa pedas pengganti cabai. Rasa Gurih dan segar adalah kesan pertama saat mencicipi soto pites. Isi dari soto ini terdiri nasi, tauge, sledri, dan daging. Untuk menikmati soto ini disediakan kecap dan jeruk nipis, tetapi tidak ada sambal karena telah ada "pitesan" cabai. Cabainya sendiri direbus terlebih dahulu sebelum dipites. Seporsi soto daging sapi/ ayam harganya hanya Rp 8.000,-  untuk soto pisah harganya Rp 10.000,- 


Monday, April 22, 2019

Ribuan Umat Kristiani Hadiri Perayaan Paskah di Aletheia

Yogyakarta. Ribuan umat Kristiani melaksanakan ibadah Paskah di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Aletheia, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (21/04/2019). Bagi umat Kristiani, Paskah berarti merayakan kebangkitan Yesus Kristus dari wafatnya di Salib. Yesus bangkit dari kematian di hari ketiga setelah peristiwa penyaliban di bukit Golgota. Tema paskah tahun ini di Gereja Aletheia adalah The Blessing of the Risen One.

Kebaktian Ibadah Paskah di Gereja Aletheia digelar sebanyak 4 kali, yaitu kebaktian pertama pada pukul 06.15 WIB, kebaktian kedua pada pukul 08.15 WIB, kebaktian ketiga pada pukul 10.15 WIB, dan kebaktian terakhir pada pukul 17.00 WIB.

Ibadah Minggu Paskah merupakan puncak dari perayaan pekan suci bagi umat Kristiani di seluruh dunia. Pekan suci ini dimulai dengan ibadah minggu Palma dilanjutkan dengan ibadah Kamis Putih, ibadah Jumat Agung dan selanjutnya Sabtu Suci. Hari minggu paskah sebagi tanda kemenangan dengan bangkitnya sang juru selamat (Yesus Kristus).

Pendeta Larry Nathan Kurniadi menyampaikan, pesan paskah tahun ini adalah “Kebangkitan Kristus dari kematian-Nya memberikan berkat yang besar bagi kita sekalian orang yang percaya. Namun harap diperhatikan baik – baik, semua berkat itu tidaklah datang secara otomatis begitu saja. Kunci untuk menerima semua berkat itu ialah: IMAN. Apabila kita tetap dalam IMAN yang disertai PERBUATAN yang nyata, maka semua berkat itu boleh menjadi milik kita."
Paskah adalah ketika kita tidak hidup dalam manusia yang lama, tetapi hidup dalam kebaruan bersama Yesus Kristus yang bangkit. Paskah juga berkorelasi dengan kehidupan sehari – hari. Paskah berarti meninggalkan kehidupan sebagai manusia lama. Dalam hal dosa dan hidup dengan semangat baru dan meninggalkan dosa. Paskah adalah hidup yang baru. Inilah yang disebut buah – buah paskah. Tak heran kehidupan baru setelah Paskah inilah yang akhirnya membuat Paskah disimbolkan dengan telur. Telur berarti lambing sebuah harapan, kehidupan, dan kelahiran baru. [Mon]



Berita oleh : Stella Monique (MIK 2A - 01817146329 - Kelompok 2 UTS JMM)

“Jajan” di Sunday Morning Stadion Joyo Kusumo di Pati


Pati- Akhir pekan merupakan waktu yang sangat cocok untuk menikmati pagi hari tanpa perlu berangkat sekolah ataupun bekerja. Sebagian masyarakat Pati melakukan senam pagi juga jogging dan olahraga lainnya untuk mengawali harinya, sebagiannya lagi memilih untuk menjajal aneka jajan dan kuliner yang terdapat pada Area Stadion Joyo Kusumo, Pati. Bukan hal baru lagi bila area stadion ini sangat ramai oleh masyarakat Pati dan sekitarnya untuk sekedar jalan-jalan, olahraga, sekaligus membeli produk pelaku bisnis di Pati. Produk-produk yang dijual sangat beragam, mulai dari pakaian, berbagai ikan hias, permainan anak-anak, pernak-pernik rumah, tanaman dan juga makanan. Makanan berat maupun ringan tersedia dan sangat beragam. Masyarakat bisa menemukan berbagai jenis makanan berat khas Pati seperti Nasi Gandul, Pecel, dan makanan lainnya yang dapat dinikmati dari pukul 05.30 s.d 11.00 siang.

Stadion Joyo Kusumo merupakan komplek olahraga yang dapat menampung hingga 10.000 orang didalamnya. Kawasan ini memiliki luas lahan 6,8 Ha yang sangat memungkinkan untuk menjadikannya sebagai lahan membuka lapak. “Berjualan disini untungnya lebih banyak daripada toko dipinggir jalan, kalau disini lebih banyak yang melihat dagangan saya. Karena toko saya terletak di jalan raya yang tidak terlalu ramai”, ujar Pak Agus salah satu penjual Kebab di Pati. Untuk dapat membuka lapak disini penjual hanya perlu membayar biaya kontribusi kepada pengurus dari Pemerintah Daerah sebanyak Rp 4000,00 saja dan sudah termasuk biaya kebersihan. Pemerintah Daerah mengizinkan masyarakat untuk membuka lapak dengan tujuan agar masyarakat Pati yang mempunyai usaha sekecil apapun dapat menjual dagangannya, karena dapat dipastikan sangat banyak masyarakat yang datang. 

Orang dewasa hingga anak-anak dapat menikmati banyak sekali fasilitas. Terdapat permainan anak-anak yang bisa dimainkan dengan harga yang cukup murah, seperti memancing, melukis, bermain pasir, dan juga playground hanya Rp 5000,00. Para penjual Sunmor Joyo juga menyediakan berbagai macam pakaian seperti pakaian anak-anak, kemeja, daster, berbagai jenis jilbab hingga kaos-kaos khas Pati. Tidak hanya sandang dan pangan, hewan peliharaan pun dijual seperti kelinci, hamster, dan juga kucing. Penjual memperbolehkan untuk memegang dan sekedar menggendong hewannya. Permainan lawas ala 90-an juga masih banyak ditemui di kawasan Sunmor Joyo, seperti gasing dan alat memasak yang berasal dari tanah liat yang dapat mengingatkan dengan kenangan masa kecil dulu. Harga yang dipatok tidak terlalu mahal agar masyarakat dari kalangan apapun dapat membeli maupun menikmati hasil olahan masyarakat Pati.  

Dengan banyaknya jumlah pengunjung yang datang di kawasan ini, masyarakat dihimbau untuk menjaga keluarga, barang bawaan dan barang pribadi, jangan sampai hilang ataupun tertinggal. Stadion Joyo Kusumo terletak sangat strategis karena dekat dengan pusat keramaian masyarakat. Pengunjung dapat menuju lokasi ini dengan berjalan kaki maupun dengan kendaraan pribadi karena di dalam area Stadion sangat luas dan terdapat banyak lahan parkir. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk memasuki kawasan Stadion, namun hanya membayar parkir saja Rp 2000,00 untuk sepeda motor dan Rp 3000,00 untuk mobil. [DVN]

Berita oleh : Devina Ayu Viranisa (MIK 2A - 01817146323 - Kelompok 2 UTS JMM)

Bangunan Lama Dibongkar, Pasar Prawirotaman Sementara Pindah Lokasi


Yogyakarta, Senin (22/04)—Revitalisasi Pasar Prawirotaman tengah berlangsung. Pasar yang berlokasi di Jalan Parangtritis No. 103, Brontoskusuma, Kota Yogyakarta tersebut kini dalam tahap pembongkaran bangunan lama. Rencananya, pasar akan dibangun kembali dengan konsep modern. Yakni dengan total empat lantai termasuk basement sebagai tempat parkir. Menurut Bapak Ade, selaku Koordinator Pekerja Lapangan Pemkot Yogyakarta, lokasi ditargetkan bersih dan rata tanah pada 8 Mei mendatang. Untuk itu, dikerahkan dua puluh pekerja, sepuluh truk pengangkut dan satu truk bego.

            “Kita bekerja mulai dari jam delapan pagi hingga jam lima sore. Senin sampai Jumat.”  kata Bapak Ade. Para pekerja yang beliau rekrut bukan hanya berasal dari warga sekitar, tetapi  juga berasal dari luarkota seperti Wonosari dan Madura. Dalam pelaksanaan amanat yang dimandatkan tiga hari sebelum Hari Pemilu ini, tepatnya pada 13 April 2019, sejauh ini belum terdapat kendala berarti. Tidak ada penolakan baik dari warga sekitar maupun para pedagang sendiri berkat sosialisasi yang sebelumnya gencar dilakukan. Kecelakaan kerja pun belum tercatat sampai hari ini.

            Selama proyek berlangsung, para pedagang direalokasi ke Brak Sementara yang jaraknya hanya satu kilometer ke arah selatan dari lokasi, persis disebelah SPBU. Dengan begitu, kegiatan perekonomian di Pasar Prawirotaman tetap berjalan seperti hari-hari biasa. [AAD]



Berita oleh : Aulia Adinda Dennis (MIK 2A - 01817146338 - Kelompok 2 UTS JMM)

Kurangnya Surat Suara di TPS 22 Sinduadi Yogyakarta

Yogyakarta – Hari Pemilu yang dinanti-nanti warga negara Indonesia telah tiba. Pemungutan suara Pemilu 2019 yang digelar di TPS 22 Sinduadi, Mlati, Sleman, Rabu (17/4) mengalami hambatan dikarenakan kurangnya surat suara bagi daftar pemilih tambahan (DPTb) atau warga yang berasal dari luar daerah pengguna surat A5. Mereka tidak bisa menggunakan hak pilihnya dikarenakan kehabisan surat suara.
Warga sedang menggunakan hak pilih nya di TPS 22. (Doc. Foto / Rani Widnadianti)

Dalam Pemilu 2019 ini seharusnya semua masyarakat yang telah terdaftar dapat mencoblos lima kertas suara jika mencoblos di daerah asal, sedangkan bagi warga yang merantau tetap dapat mencoblos capres dan cawapres setelah mengurus surat A5. Kelima kertas suara itu nantinya dimasukkan ke dalam lima kota suara seusai dicoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Lima kertas suara pada saat Pemilu 2019 antara lain, DPRD kabupaten/kota warna hijau, DPRD Provinsi warna biru, DPR RI warna kuning, DPD RI warna merah, dan Presiden-Wakil Presiden warna abu-abu.
Warga daerah Sinduadi yang telah mencoblos. (Doc. Foto / Rani Widnadianti)
Akan tetapi pada pelaksanaan Pemilu 2019 ini terdapat masalah berupa kurangnya surat suara. Menurut Ketua KPPS TPS 22, Muryanto (52) “Surat suara untuk pemilu di TPS 22 itu kurang, tidak sesuai kondisi dan prosentase untuk cadangan terlalu kecil. Dimana DPT (Daftar Pemilih Tetap) untuk TPS 22 adalah 198 orang, hanya diberi kertas 200 kertas sehingga tidak ada sisa untuk DPTb (Daftar Pemilih Tambahan), saat ini DPTb yang sudah mendaftarkan diri dengan surat A5 disini sudah mencapai 20 orang,” jelasnya.
Muryanto menyebutkan, “Menurut saya adanya surat A5 keluaran KPU malah membuat rumit saat pelaksanaan. Saya rasa KPU belum mampu menuntaskan permasalahan distribusi surat suara dengan maksimal. Terbukti dengan banyak TPS tidak menyediakan surat suara bagi DPTb.”
          “Penghitungan surat suara di TPS secara aturan yaitu dua jam setelah pukul 13.00 WIB jadi penghitungan surat suara dilakukan pada pukul 15.00 WIB,” pungkas Heri.
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yang kebanyakan merupakan mahasiswa sudah mengurus A5 akan tetapi untuk hari H pelaksanaan Pemilu pemegang surat A5 ini tidak kebagian surat suara, sehingga kehilangan hak mereka untuk memilih. Beberapa dari mereka mengaku sudah mencari surat suara ke TPS yang berdekatan dengan TPS 22, yaitu TPS 23 dan 24 namun disana tidak terdapat surat suara sisa. Hal ini dikeluhkan oleh mahasiswa pemegang surat A5 yang sudah mengantre sejak pukul 08.00 WIB namun tidak mendapatkan surat suara.
Beberapa mahasiswi pemegang surat A5 tampak melakukan komplain kepada KPPS karena kehabisan surat suara. (Doc. Foto / Rani Widnadianti)
Panitia Pengawas Pemilu (PANWASLU) Kelurahan Sinduadi, Heri P (35) menyebutkan, “Memang untuk kendala di TPS 22 ini adalah kurangnya surat suara sehingga bagi pemegang surat A5 tidak mendapatkan surat suara.
Penghitungan surat suara di TPS secara aturan yaitu dua jam setelah pukul 13.00 WIB jadi penghitungan surat suara dilakukan pada pukul 15.00 WIB, seperti aturan TPS 22 telah melakukan penghitungan suara pada pukul 15.00 WIB. [Ran]


Berita oleh : Rani Widnadianti (MIK 2A - 01817146351 - Kelompok 2 UTS JMM)

Sunday, April 21, 2019

CINEMA TRIP #3, Ajang Diskusi Film dan Promosi Acara FFM STMM MMTC Yogyakarta


Foto kegiatan CINEMA TRIP #3 di Aula BSC Kampus Universitas Amikom Yogyakarta (Doc. Foto / Iftar Rifqi Danendra)

Yogyakarta – UKM Forum Film MMTC (FFM) baru saja selesai menggelar acara mereka yang bertakjub CINEMA TRIP #3. Acara tersebut dilangsungkan pada Sabtu, 20 April 2019 di Aula BSC Kampus Universitas Amikom Yogyakarta. Kegiatan utama dari acara ini yakni Screening Film dan Diskusi Film. Acara ini dibuka dari pukul 18.30 WIB dan pemutaran screening film pertama dari Submisi dengan judul Pitu karya Laurentia Neny pukul 19.00 WIB. Acara yang dihadiri oleh Anggota Komunitas Multimedia Amikom, dan Anggota Forum Film MMTC berlangsung sangat seru dan aktif. Tujuan dari acara ini yakni untuk menjalin hubungan sesama komunitas perfilman di Yogyakarta dan mempromosikan acara terbaru yang akan diselenggarakan oleh Forum Film MMTC yakni PARFIM #6.

PARFIM #6 sendiri atau Parade Film MMTC merupakan suatu kegiatan pemutaran dan diskusi film di Yogyakarta. Acara ini diadakan oleh UKM Forum Film MMTC Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta. Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap film serta belajar lebih dalam mengenai film, terutama film alternative karya anak bangsa. Ini adalah seri keenam PARFIM. PARFIM sendiri sedang melakukan open submission yang bertujuan sebagai media alternative bagi sineas di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta untuk memutarkan filmnya. PARFIM sendiri akan diadakan 26 sampai dengan 28 April 2019 di Auditorium STMM Yogyakarta.

Acara CINEMA TRIP #3 sendiri dimulai pukul 18.30 WIB dengan agenda registrasi di front desk yang sudah disediakan. Acara selanjutnya yakni pembukaan dan ramah tamah baik dari tamu (FFM MMTC) yang diwakilkan oleh Muhammad Fardil Hilmi (Manaprodsi) maupun tuan rumah (Komunitas Multimedia Amikom). Kemudian acara dilanjutkan untuk screening film pertama yang berjudul Pitu karya Laurentia Neny dari Komunitas Submisi. Screening film kedua Anggar Bini karya M. Ghaidar Akbar dari Komunitas JCM UIN dan Screening Film ketiga berjudul Wigar Wigati karya Panji dari Komunitas Avikom Yogyakarta. Setelah pemutaran film ketiga dilanjutkan dengan diskusi baik filmmaker dengan audience maupun sesama filmmaker.

Diskusi bersama setelah pemutaran film ketiga. (Doc. Foto / Iftar Rifqi Danendra)

Setelah diskusi pertama dilanjutkan pemutaran film She karya Raden Bicky Reza dari Komunitas Ciko UMY. Selanjutnya pemutaran film Amarylis karya Andra H.S. dari Komunitas SASINDO STIKOM. Dan pemutaran film terakhir berjudul Bahagian karya Muhammad Fardil Hilmi dari Komunitas FFM MMTC. Film karya mahasiswa MMTC ini sendiri bercerita tentang sepasang kekasih yang telah lama menjalin cinta dan ingin melanjutkan ke hubungan yang lebih serius namun terhalang restu orang tua karena perbedaan agama. Film berdurasi 25 menit 48 detik ini menjadi penutup pemutaran film atau screening film dalam acara tersebut dan dilanjutkan diskusi bersama sesi terakhir yang dilanjutkan penutupan pada pukul 22.00 WIB.

Menurut Dimas salah satu peserta sekaligus panitia acara tersebut yang kami temui seusai acara mengatakan bahwa acara malam ini cukup ramai dan audience yang hadir sangat seru serta aktif berdiskusi. Banyak pertanyaan diskusi-diskusi seru tentang teknik, tips, dan berbagi pengalaman tentang film making. Selain itu menurut Dimas acara ini sangatlah bermanfaat bagi penggemar film atau film maker dalam negeri khususnya Yogyakarta untuk menambah teman, pengalaman, serta berbagi cerita-cerita dalam berkarya di film. [Ift]

Berita oleh : Iftar Rifqi Danendra (MIK 2A - 01817146344 - Kelompok 2 UTS JMM)